Kamis, 26 November 2015

KEDUDUKAN TAUHID DALAM ISLAM

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Tauhid merupakan pangkal syukur bagi seorang muslim.[1]

اَلْحَمْدُ ِللهِ وَحْدَهُ، وَالصَلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَبَعْدُ:

Alhamdulillaah, tiada hentinya kita senantiasa memanjatkan rasa syukur kepada Allah -Rabb Yang Maha belas kasih lagi Maha Penyayang. Dia telah memberikan dua nikmat yang tiada bandingannya, yaitu nikmat Islam dan nikmat Sunnah. Dengan kedua nikmat itu, manusia akan mendapatkan kebahagiaan dan diselamatkan dari siksa, baik di dunia maupun di akhirat.

Oleh karena itu, bagi para hamba Allah yang telah mendapatkan nikmat tersebut, harus mengikatnya dengan rasa syukur serta selalu memohon kepada Allah, agar menjadi hamba yang selalu bersyukur. Dan bukti syukur seorang muslim atas nikmat ini, yakni dengan menjadi muslim yang ridha bahwa Allah sebagai Rabb-nya, Islam sebagai agamanya dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Nabinya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad -penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahnya- yang telah menyampaikan risalah, menunaikan amanat, menasihati ummat, dan telah menunjuki ummat ke jalan yang terang serta lurus, yang sebelumnya mereka dalam kesesatan yang nyata.

Kewajiban seorang muslim sejati adalah menjadi pengikut Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam yang setia, mengikuti petunjuknya, mencontoh teladannya, melaksanakan Sunnah-sunnahnya dan membela Sunnahnya, serta menjauhkan diri dari perbuatan syirik dan bid’ah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah, untuk mengajak ummat manusia agar mentauhidkan Allah dan menjauhkan segala macam perbuatan syirik.

Kalimat tauhid bagi kaum Muslimin, khususnya Ahlus Sunnah wal Jama’ah merupakan kalimat yang sudah tidak asing lagi, karena tauhid bagi mereka, sebagai suatu ibadah yang wajib dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari dan yang pertama kali didakwahkan sebelum lainnya.

Allah Ta’ala berfirman :

فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ

... Maka beribadahlah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)... [az Zumar/39 : 2, 3]

Allah Ta’ala juga berfirman :

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah hanya kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya...[al Bayyinah/98 : 5].

Seluruh para nabi dan rasul عليهم الصلاة والسلام telah mendakwahkan tauhid kepada ummatnya di setiap kurun (generasi)nya. Sebagaimana firman Allah:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

Dan sungguh, Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul, (untuk menyerukan) agar beribadah hanya kepada Allah saja (yaitu mentauhidkanNya) dan menjauhi thaghut… [an Nahl/16:36].

Dan firmanNya:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

Dan tidaklah Kami mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya : "Bahwasanya tidak ada ilah (yang berhak untuk diibadahi dengan benar) selain Aku, maka beribadahlah kamu sekalian kepadaKu". [al Anbiyaa’/21 : 25].

Juga firman-Nya:

فَأَرْسَلْنَا فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ أَفَلَا تَتَّقُونَ

Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata) : "Beribadahlah kamu sekalian kepada Allah, sekali-kali tidak ada ilah yang haq bagimu selainNya. Maka, mengapa kamu tidak bertaqwa (kepadaNya)?” [al Mukminun/23 : 32].

Semua rasul memulai dakwah mereka kepada kaumnya dengan tauhid Uluhiyyah, agar kaum mereka beribadah dengan benar hanya kepada Allah saja.

📖 sumber: almanhaj.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar